Meski Kau Ada dan Tak Ada



telah kubebaskan engkau
kembali pada kuali semesta
saat lampu-lampu paripurna 
dan dahaga mulai lapang

telah kuserahkan batin nan redup
pada gelak tawa yang hampa
pada kabar dingin yang hambar
dan oase plastik di dada rumah

enam belas digit yang lalu usailah
kiranya letih mengembara
kiranya jenuh sama-sama tereja
mencinta terik Sang Khalik
memerdekakan diri
mencari bagian jiwa 
wajah lainmu di buku harian lama

meski kau ada dan tiada
kerinduanku pada Maha Cahaya
tetap membumi cintakan kemurnian kalbu






Komentar

Postingan Populer